Kanker
hidung atau karsinoma nasofaring (KNF) adalah penyakit kanker ganas yang
menyerang rongga hidung (nasofaring). Kanker ini sering diderita oleh
orang-orang yang berumur 15-25 tahun atau 60—65 tahun. Penderita kanker
tersebut lebih dominan laki-laki ketimbang perempuan.
Berdasarkan
data statistik, diketahui bahwa kanker ganas itu banyak diderita oleh penduduk
di negara-negara Asia Tenggara dan Provinsi Sechuan, yang terkenal dengan
kelezatan masakannya, yakni di daratan Cina. Sebenarnya, apa saja gejala dan
penyebab KNF? Sejumlah hasil penelitian menerangkan bahwa gejala-gejala yang
akan ditimbulkan oleh kanker hidung adalah sebagai berikut:
1.
Gejala-gejala pada Hidung
Beragam
gejala pada hidung merupakan gejala dini kanker nasofaring. Gejala tersebut
dapat berupa sumbatan hidung. Hal ini bersifat menetap lantaran pertumbuhan
tumor ke dalam rongga nasofaring. Gejala itu menyerupai pilek kronis, yang
terkadang disertai gangguan penciuman dan adanya ingus yang kental.
Gejala
pada hidung juga bisa berupa mimisan. Pendarahan dapat timbul berulang-ulang,
jumlahnya sedikit, dan bercampur ingus, sehingga berwarna merah jambu atau
terdapat garis-garis darah halus. Kita perlu mewaspadai kanker nasofaring
jika terjadi beberapa hal.
Pertama, kita
menderita pilek dalam waktu lama atau lebih dari satu bulan saat berusia di
atas 40 tahun, padahal tidak didapati kelainan lain pada hidung.
Kedua, kita
menderita pilek dalam waktu lama, ingus kental dan berbau, serta terdapat
garis-garis darah tanpa kelainan hidung dan sinus paranasal (dekat hidung).
Ketiga, kita
sering mimisan tanpa sebab tertentu ketika berumur di atas 40 tahun.
2.
Gejala Telinga
Gejala-gejala
pada telinga bisa berupa gangguan pendengaran (kurang/sukar mendengar),
seolah-olah ada cairan dalam telinga, dan telinga berdenging (di satu sisi
telinga). Gejala-gejala tersebut merupakan gejala dini yang mesti diperhatikan
secara saksama, terutama jika gejala itu menetap atau hilang dan timbul tanpa
penyebab yang jelas.
3.
Gejala Pembesaran Kelenjar Leher
Gejala
pembesaran kelenjar leher dialami oleh banyak orang, yang membuat mereka harus
segera berkonsultasi dengan dokter. Mereka mengeluhkan adanya pembesaran
kelenjar leher di satu sisi ataupun dua sisi. Saat itulah, sebenarnya kanker tersebut
telah menyebar. Kanker (benjolan) teraba keras dan tidak nyeri.
4.
Gejala-gejala Berat
Biasanya,
meskipun sudah ada benjolan, tetapi tidak terasa sakit, maka benjolan tersebut
diabaikan saja oleh sebagian orang, apalagi bila hanya mimisan atau hidung
berbau. Namun, gejala kanker nasofaring akan menyebabkan gangguan pada
penglihatan dan kelumpuhan otot-otot kelopak mata, sehingga penderita tidak
bisa membuka mata secara normal, pandangan menjadi ganda, serta timbul rasa
nyeri yang hebat pada kepala.
Jika
telah menyerang saraf di daerah mulut, maka gejala kanker nasofaring akan
menyebabkan penderita sulit menelan dan terasa nyeri saat menelan makanan,
tidak bisa bersuara, dan lain sebagainya. Secara tidak langsung, hal-hal
tersebut mengakibatkan kondisi fisik dan sosial penderita semakin menurun
secara drastis.
5.
Gejala-gejala yang Lebih Berat
Sesungguhnya,
yang paling berat dan parah adalah sel-sel kanker menyebar ke organ-organ tubuh
tertentu, seperti paru-paru, hati, dan tulang, melalui darah dan aliran limfa.
Gejala-gejala yang timbul sesuai dengan gejala yang dikarenakan kerusakan organ-organ
tersebut. Apabila didapati gejala penyerta, misalnya nyeri tulang, sesak,
asites, dan lain sebagainya, maka hal ini merupakan tanda suatu penyakit yang
sukar disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan hanya bersifat meringankan
penderita semasa hidupnya hingga meninggal.
Penyebab
utama KNF adalah virus EBV (Epstein Barr Virus), kondisi ventilasi, serta udara
pernapasan yang tidak baik, seperti banyak asap yang mengandung polutan bahan
kimia dan asap rokok. Selain itu, yang berperan dalam terjadinya KNF ialah
terbentuknya zat nitrosamine bersifat fatal, yang memicu sel-sel hidung yang
normal agar mengalami perubahan ganas menjadi sel-sel kanker.
Nitrosamine
terbentuk saat daging asap atau ikan asin dimasak. Ketika itu, kandungan
protein dalam daging dan ikan membentuk bahan aktif nitrosamine yang sangat
berbahaya. Uap dari masakan tersebut terhirup oleh orang-orang yang
mengkonsumsinya dalam kondisi masih panas. Contoh makanan yang biasa dikonsumsi
dalam keadaan panas ialah Chinese food. Makanan jenis ini sangat lezat
dinikmati saat panas. Jika sudah dingin, makanan itu tak terasa enak.
Maka,
kita mesti memperhatikan beragam hal yang berkaitan dengan ventilasi udara di
dalam rumah. Terkait ini, kita perlu mencermati data statistik yang menunjukkan
bahwa penduduk Eskimo yang rumahnya bulat tanpa jendela lebih banyak terkena
KNF ketimbang ras Kaukasus yang tinggal di rumah berventilasi lapang dan sehat.
Sama
halnya dengan penduduk Indonesia dari suku Dayak di Pulau Kalimantan yang lebih
banyak mengidap KNF dibandingkan penduduk yang tinggal di kota-kota lain di
Pulau Kalimantan. Dengan sirkulasi udara yang tidak baik, virus EBV berkembang
biak dengan subur. Asap dari dapur juga akan terhirup oleh seluruh penghuni
rumah bila tidak ada cerobong asap atau cooker hood yang membuang asap dapur
keluar rumah. Asap lain di dalam rumah yang cukup berbahaya, yakni asap obat
anti nyamuk yang dipasang sepanjang malam di dalam kamar, sehingga menyesakkan
hidung.
Dari
sejumlah gambaran tersebut, kita bisa mengetahui fenomena yang terjadi di
Provinsi Sechuan, yang sangat popular dengan seni di bidang kuliner, yaitu
penduduk di sana lebih banyak terkena KNF ketimbang provinsi lain di daratan
Cina. Ditinjau dari aspek kesehatan, mengonsumsi makanan yang diawetkan memang
sangat tidak baik dan berisiko menimbulkan kanker, misalnya daging asap, lidah
asap, ikan asin, dan makanan dalam kaleng yang diberi pengawet bahan kimia agar
tahan lama.
Guna
menghindari risiko terkena KNF, hendaknya kita membeli sayur, buah, dan daging
dalam keadaan segar, misalnya di tempat petani atau pasar tradisional. Dan,
sebaiknya kita tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang telah diawetkan.
Sejumlah
faktor lingkungan juga meningkatkan risiko terjadinya kanker. Di antaranya
ialah makanan yang dibakar tanpa menggunakan alas, sehingga ia langsung terkena
arang dan api yang menyebabkan kanker. Hal ini dikarenakan arang mengandung zat
karsinogen sebagai sel pemicu kanker.
Sumber : www.herbalisnusantara.com